Harga Pangan Pasca Lebaran: Cabai Turun, Sektor Industri Pangan Hadapi Krisis Garam

Arah Baru – Harga bahan pangan, khususnya cabai rawit merah, mulai mengalami penurunan setelah Hari Raya Idul Fitri 2025. Selama bulan puasa, harga cabai rawit merah sempat tercatat lebih dari Rp 100 ribu per kilogram (kg). Namun, kini harga cabai rawit merah telah turun menjadi sekitar Rp 90 ribu per kilogram.
Menurut informasi yang diperoleh dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia, harga cabai rawit merah tercatat sebesar Rp 91.950 per kilogram (kg) pada hari ini, Rabu (2/4/2025). Sementara itu, harga telur ayam ras berada di angka Rp 29.450 per kilogram.
Selain harga cabai rawit merah dan telur ayam ras, data terbaru menunjukkan harga pangan lain di tingkat pengecer secara nasional, seperti bawang merah yang dijual seharga Rp 50.150 per kilogram, dan bawang putih yang dihargai Rp 46.150 per kilogram, seperti yang dilaporkan oleh Antara.
Di samping itu, harga beras juga tercatat bervariasi, dengan beras kualitas bawah I dihargai Rp 13.450 per kilogram, beras kualitas bawah II seharga Rp 13.950 per kilogram, dan beras kualitas medium I dipatok Rp 14.350 per kilogram.
Sementara itu, beras kualitas medium II dihargai Rp 13.800 per kilogram, beras kualitas super I seharga Rp 16.250 per kilogram, dan beras kualitas super II dibanderol Rp 15.450 per kilogram.
Menurut catatan PIHPS, harga cabai merah besar saat ini berada di angka Rp 51.750 per kilogram, cabai merah keriting dihargai Rp 53.200 per kilogram, sementara cabai rawit hijau dipatok Rp 43.600 per kilogram.
Kemudian, daging ayam ras di harga Rp 38.350 per kg, daging sapi kualitas I Rp 135.950 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp 124.150 per kg.
Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp 19.550 per kg; gula pasir lokal Rp 18.550 per kg.
Di sisi lain, harga minyak goreng curah saat ini tercatat Rp 19.700 per liter, sementara minyak goreng kemasan merek I dihargai Rp 22.350 per liter, dan minyak goreng kemasan merek II dijual seharga Rp 20.300 per liter.
Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 100.000 per Kg Hari Ini 28 Maret 2025
Pada hari Jumat, 28 Maret 2025, harga cabai rawit merah mencapai Rp 100.000 per kilogram, sementara telur ayam ras dihargai Rp 28.000 per kilogram. Informasi ini diperoleh dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia.
Menurut data yang diperoleh dari PIHPS pada Jumat pukul 10.00 WIB, harga bawang merah tercatat Rp 45.000 per kilogram, sementara bawang putih dihargai Rp 41.750 per kilogram, seperti yang dilaporkan oleh Antara.
Selanjutnya, harga beras kualitas bawah I dipatok pada Rp10.900 per kilogram, sementara beras kualitas bawah II dihargai Rp13.750 per kilogram. Beras kualitas medium I terjual seharga Rp15.650 per kilogram, sedangkan beras medium II dijual Rp12.950 per kilogram.
Untuk beras kualitas super, harga kualitas I adalah Rp15.500 per kilogram, dan kualitas II dijual dengan harga Rp15.000 per kilogram.
Selanjutnya, berdasarkan data dari PIHPS, harga cabai merah besar tercatat sebesar Rp43.750 per kilogram, sementara cabai merah keriting dipatok Rp65.000 per kilogram, dan cabai rawit hijau dihargai Rp52.500 per kilogram.
Harga daging ayam ras tercatat mencapai Rp40.000 per kilogram, sedangkan daging sapi kualitas I dibanderol Rp148.750 per kilogram dan daging sapi kualitas II seharga Rp147.500 per kilogram.
Sementara itu, harga gula pasir kualitas premium berada di angka Rp18.650 per kilogram, dan gula pasir lokal dijual seharga Rp17.750 per kilogram.
Di sisi lain, harga minyak goreng curah tercatat sebesar Rp19.750 per liter, minyak goreng kemasan merek I dijual dengan harga Rp19.900 per liter, dan minyak goreng kemasan merek II dibanderol Rp21.500 per liter.
Krisis Garam Industri, Bagaimana Dampaknya bagi Sektor Pangan?
Beberapa perusahaan di sektor industri pangan sebelumnya telah menginformasikan melalui Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengenai terjadinya krisis pasokan garam industri.
Masalah yang terus berlangsung ini berpotensi mengganggu kapasitas produksi perusahaan serta kemampuannya dalam memenuhi permintaan pasar.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman, menyatakan bahwa kondisi ini sangat meresahkan bagi sektor industri makanan dan minuman.
“Kami berkomitmen untuk mendukung perkembangan ekonomi dan menghindari penghentian produksi akibat kekurangan pasokan garam industri,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Selasa (25/3/2025).
Saat ini, Adhi mencatat stok garam industri aneka pangan yang tersedia hanya cukup untuk kebutuhan produksi hingga Maret 2025.
“Pihak pemasok menginformasikan kepada anggota kami bahwa mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan garam karena adanya kendala dalam pengadaan garam industri,” ungkap dia.
Bahan Baku Utama
Untuk industri makanan dan minuman, garam industri adalah komponen vital dalam pembuatan berbagai produk olahan seperti bumbu penyedap, tepung bumbu, mie instan, camilan, dan produk pangan olahan lainnya.
Kekurangan pasokan garam industri ini berpotensi menghambat kelancaran operasional perusahaan, terutama menjelang bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
“Selama ini industri aneka pangan telah berkontribusi besar dalam PDB Nasional serta dalam menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 1,9 juta tenaga kerja (data BPS 2023). Ketidakpastian ketersediaan bahan baku ini sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan industri kami”, tambah Adhi.
Dalam kondisi ini, GAPMMI meminta kepada Pemerintah untuk segera mengatasi masalah tersebut agar proses produksi tidak terhenti dan pasokan ke pasar tetap lancar.
Jika hal ini tidak segera ditangani, risiko penghentian produksi dan gangguan pasokan ke pasar bisa terjadi, yang tentunya akan berdampak negatif pada berbagai pihak, dari produsen hingga konsumen.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now