Media Arahbaru
Beranda Berita Ilham Habibie: Indonesia Butuh Kepemimpinan Digital

Ilham Habibie: Indonesia Butuh Kepemimpinan Digital

Arah Baru – Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Sekjen IIFTIHAR, Ilham Akbar Habibie, menekankan pentingnya kepemimpinan digital dalam mendorong transformasi teknologi di Indonesia.

Hal ini disampaikannya dalam acara Digital Campus Orientation (DIGICATION) Batch 8 Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) pada Sabtu (08/03/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Ilham mengapresiasi UICI sebagai salah satu dari sedikit universitas di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem pembelajarannya melalui AI-DSTLS.

“Di Indonesia, kita patut syukuri UICI hanya satu dari sedikit universitas yang menggunakan teknologi AI-DSTLS,” ujarnya.

Namun, ia menyoroti lemahnya kepemimpinan digital di Indonesia yang menghambat pengambilan keputusan strategis. “Banyak hal membutuhkan keputusan cepat, dan jarang ada keputusan cepat. Kita perlu waktu untuk membuat keputusan. Contohnya, strategi nasional sejak 2020 sudah ada, tapi dalam pengambilan keputusan tetap sangat lambat karena banyak lembaga yang terlibat,” paparnya.

Ilham membandingkan kondisi ini dengan negara-negara maju yang memiliki kepemimpinan digital yang jelas. “Semua negara yang unggul dalam hal digital memiliki kepemimpinan digital yang jelas. Menteri menjadi Chief Digital Officer (CDO) atau menjadi ketua lembaga non-kementerian atau seseorang dalam kantor kepresidenan yang bertanggung jawab dalam membuat keputusan. Sayangnya, di Indonesia itu belum ada,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya penerapan digitalisasi ke berbagai sektor industri untuk mendorong kemajuan dan kedaulatan negara.

“Digitalisasi harus ada terapannya. Inovasi yang dibantu dengan transformasi digital harus diterapkan ke semua sektor industri, seperti sektor kimia, industri makanan dan minuman, kontraktor, otomotif, mebel, dan sebagainya,” ungkapnya.

Selain itu, Ilham menyoroti peran teknologi digital dalam mengatasi ketimpangan pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurutnya, kecerdasan buatan harus menjadi teknologi yang dapat diakses oleh masyarakat luas untuk membantu menyelesaikan masalah dan menciptakan inovasi.

“Meaningful Artificial Intelligence bukan sekadar teknologi tersembunyi di balik layar, tapi harus bisa diakses dan digunakan langsung oleh masyarakat secara luas,” tegasnya.

Ia juga mengajak generasi muda, khususnya Gen-Z dan Milenial, untuk lebih terbuka terhadap AI. “Banyak dari mereka masih skeptis terhadap AI. Padahal, tugas rutin bisa dikerjakan oleh AI, sehingga kita bisa mendapatkan work-life balance yang lebih baik,” tutupnya.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!