Ketua Dewan Pers: Hari Ibu adalah Momentum Perjuangan Memperoleh Kesetaraan, Keadilan, dan Perlindungan
Arah Baru – Ketua Dewan Pers Periode 2022-2025 mengatakan bahwa Hari Ibu bukan sekadar perayaan rutin, melainkan saat yang tepat untuk memaknai peran perempuan sebagai agen perubahan sosial.
Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan Bincang Narasi (BINAR) edisi spesial Hari Ibu dengan tema “Ibu, Pendidikan, dan Peradaban” pada Selasa (24/12/2024).
Dalam aacara tersebut, hadir pula sebagai narasumber adalah Ir. Hanifah Husein, Dewan Penasehat Presidium FORHATI Nasional.
“Hari Ibu harus dimaknai sebagai kebangkitan perempuan menuju hakikat hidup sebagai manusia. Ini bukan sekadar penghormatan kepada ibu atau istri, tetapi perjuangan untuk memperoleh kesetaraan, keadilan, dan perlindungan,” ujar Ninik.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai keadilan yang diajarkan ibu dalam keluarga.
Menurutnya, ibu memiliki peran strategis dalam membangun generasi yang berintegritas dan mampu bermitra dengan berbagai pihak, termasuk laki-laki, untuk menciptakan perubahan yang signifikan.
“Luas sekali yang bisa dilakukan perempuan, bukan untuk menyaingi laki-laki, tetapi untuk bermitra, bahkan dengan seluruh alam, sehingga peran perempuan menjadi signifikan dalam membangun peradaban,” tambahnya.
Senada dengan Ninik, Ir. Hanifah Husein menegaskan bahwa ibu memiliki tanggung jawab besar sebagai pendidik pertama dalam keluarga.
“Ibu adalah madrasah utama yang membentuk karakter anak-anak. Pendidikan yang diberikan ibu berperan penting dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moral dan etika yang kuat,” jelas Hanifah.
Ia juga mengingatkan bahwa konsep ibu, pendidikan, dan peradaban adalah tiga hal yang saling berkaitan. Peran ibu tidak hanya berhenti pada pengasuhan anak, tetapi juga mencakup tanggung jawab dalam membangun peradaban melalui nilai-nilai yang diajarkan di keluarga.
“Ibu sebagai pendidik memainkan peran yang tidak tergantikan dalam membentuk fondasi bagi pembangunan masyarakat yang lebih baik,” imbuhnya.
Ketua SU KPIC Nurlatifah Usman dalam sambutannya mengharapkan acara ini menjadi bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menghargai dan memperkuat peran perempuan, khususnya ibu, sebagai pilar utama dalam membangun bangsa.
“Semoga momen ini menjadi pengingat bahwa kemajuan bangsa dimulai dari keluarga, dan keluarga dimulai dari seorang ibu yang penuh cinta dan doa,” katanya.
Sementara itu Rektor UICI Prof. Laode Masihu Kamaluddin mengungkapkan pentingnya refleksi di Hari Ibu, terutama dalam konteks perkembangan zaman. Menurutnya, ibu memiliki peran fundamental yang terus relevan, bahkan di era peradaban digital.
“Hari Ibu di Indonesia memiliki makna yang berbeda dibandingkan tradisi di Barat. Di sini, Hari Ibu berasal dari gerakan perempuan yang lahir pada 1928, menandakan perjuangan mereka untuk kemajuan bangsa. Perempuan adalah penuntun peradaban dari zaman ke zaman, termasuk dalam era digital saat ini,” kata Prof. Laode.
Ia juga menegaskan bahwa ibu sebagai pendidik pertama harus mampu menanamkan nilai-nilai yang akan membentuk generasi penerus yang berintegritas. (*)