Media Arahbaru
Beranda Berita Memahami Perbedaan Haji dan Umrah: Ibadah Suci di Tanah Haram

Memahami Perbedaan Haji dan Umrah: Ibadah Suci di Tanah Haram

Ilustrasi ibadah haji

Arah Baru – Menginjakkan kaki di Tanah Suci bukan sekadar perjalanan wisata religi—ia adalah panggilan jiwa. Setiap Muslim pasti menyimpan harapan suatu hari bisa menatap Ka’bah dengan mata kepala sendiri, melafazkan doa-doa di Masjidil Haram, dan menyentuh keheningan spiritual yang tak tergambarkan dengan kata.

Namun, di balik mimpi suci tersebut, ada dua bentuk ibadah yang kerap disamakan namun sejatinya berbeda secara prinsip dan pelaksanaan: haji dan umrah.

Keduanya memang dilakukan di tempat yang sama, tetapi memiliki ketentuan yang berbeda dalam hukum, waktu, dan tata cara pelaksanaannya.

Memahami perbedaan antara haji dan umrah bukan hanya penting secara fikih, tetapi juga relevan bagi siapa saja yang sedang merencanakan perjalanan ibadahnya ke Makkah.

Pemahaman ini menjadi bekal untuk menentukan prioritas, mempersiapkan diri dengan matang, serta menyesuaikan dengan kondisi finansial dan kesiapan fisik masing-masing.

Perbedaan Haji dan Umrah

Berikut ini perbedaan haji dan umrah yang dikutip dari laman uici.ac.id:

Status Hukum: Wajib dan Sunnah

    Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan aman dari gangguan selama perjalanan. Kewajiban ini ditegaskan dalam firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 97.

    Berbeda halnya dengan umrah. Mayoritas ulama menyepakatinya sebagai sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan), meskipun ada pendapat lain yang menyebutnya wajib. Artinya, bagi Muslim yang belum berkesempatan berhaji, menunaikan umrah tetap menjadi amalan yang sangat dianjurkan dan penuh pahala.

    Rukun: Wukuf Jadi Pembeda Utama

      Secara struktur ibadah, rukun haji terdiri dari lima komponen utama: ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa’i, dan tahallul. Sedangkan umrah tidak mencakup wukuf di Arafah, dan hanya meliputi empat rukun: ihram, tawaf, sa’i, dan tahallul.

      Di sinilah letak perbedaan mendasar antara keduanya. Wukuf di Arafah adalah momen puncak ibadah haji yang tidak tergantikan dan menjadi syarat sahnya haji, sedangkan umrah tidak memilikinya.

      Waktu Pelaksanaan: Terikat dan Fleksibel

        Haji hanya dapat dilaksanakan sekali dalam setahun, tepatnya pada bulan Dzulhijjah, mulai dari tanggal 8 hingga 13. Sementara umrah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, kecuali pada waktu-waktu tertentu yang tidak dianjurkan seperti saat puncak ibadah haji.

        Durasi

        Secara durasi, haji biasanya memakan waktu yang cukup panjang—terutama bagi jemaah Indonesia, yang rata-rata menjalani seluruh rangkaian perjalanan sekitar 40 hari, termasuk transit di Madinah dan pelaksanaan ibadah lainnya.

          Sedangkan umrah bisa dilakukan hanya dalam waktu singkat, bahkan inti ibadahnya bisa rampung dalam 2–3 jam. Namun umumnya jemaah umrah menginap selama 9 hingga 12 hari di Tanah Suci, tergantung dari paket perjalanan.

          Biaya

            Perbedaan ini juga berdampak pada biaya. Haji memiliki kisaran biaya yang lebih tinggi, dengan sistem kuota dan antrian yang panjang. Sementara umrah lebih fleksibel dan terjangkau, dengan harga mulai dari Rp30 juta tergantung fasilitas dan musim.

            Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

            Join now
            Komentar
            Bagikan:

            Tinggalkan Balasan

            Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

            Iklan

            error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!