Media Arahbaru
Beranda Internasional Mendidih! Lewati Ambang Batas Kesepakatan Paris, Suhu Bumi Capai 1,6° C di 2024

Mendidih! Lewati Ambang Batas Kesepakatan Paris, Suhu Bumi Capai 1,6° C di 2024

Arah Baru – Pemanasan global yang dikawatirkan para ilmuwan iklim bener-benar terjadi. Hal itu seiring dengan kenyataan suhu global sekarang telah melewati ambang batas 1,5°  Celcius pada 2024 hal ini merupakan kekhawatiran para ilmuwan iklim mengenai pemanasan global benar-benar terjadi.

Satu dekade silam, para pemimpin dunia bersepakat untuk menghindari ambang batas 1,5°  Celcius melalui Kesepakatan Paris. Namun, data terbaru dari The European Copernicus Climate Change Service (C3S) menyebutkan suhu global di 2024 sudah mencapai 1,6° Celcius di atas level sebelum Revolusi Industri. 

Angka ini lebih tinggi 0.1° C ketimbang 2023 yang yang juga dianggap salah satu tahun terpanas dalam beberapa dekade terakhir.

Kendati demikian, bukan berarti target 1.5°  C sudah benar-benar dipecahkan. Pasalnya, angka tersebut harus merujuk pada suhu rata-rata selama beberapa dekade. Data tersebut juga menunjukkan hari terpanas terjadi pada tanggal 22 Juli 2024. 

“Sekarang ada kemungkinan tinggi kita akan melewati ambang batas 1,5° Celcius yang sudah ditetapkan dalam Kesepakatan Paris,” kata Samantha Burgess, Deputy Director C3S, seperti dilansir dari The Guardian. 

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan seluruh negara untuk memangkas emisi secara signifikan dan bertransisi menuju energi terbarukan.

Dalam sambutannya di tahun baru 2025, Antonio Guterres menyebut seluruh dunia mengalami dekade dengan suhu terpanas sepanjang sejarah. Ia pun mendorong seluruh negara agar mengambil langkah taktis guna mengatasi persoalan iklim. 

“Kita tidak boleh membuang waktu. Ini sangat krusial, dan mungkin untuk dilakukan,” katanya dalam keterangan resmi.

Guterres mengatakan kendati kondisi iklim kian memburuk, ia menyebut masih ada harapan untuk dilakukan. Ia menyoroti anak-anak muda yang kritis menuntut perubahan, sementara banyak negara-negara berkembang yang berjuang untuk keadilan iklim. 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!