Media Arahbaru
Beranda Gaya Hidup Penjelasan Medis Perbedaan Pneumonia dan Paru-paru Basah

Penjelasan Medis Perbedaan Pneumonia dan Paru-paru Basah

Arah Baru – Banyak orang yang masih beranggapan bahwa pneumonia dan paru-paru basah adalah penyakit yang sama. Padahal, dalam dunia medis, keduanya memiliki nama dan penyebab yang berbeda. Salah satu kesalahpahaman umum adalah menganggap pneumonia sebagai jenis paru-paru basah.

Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada jaringan paru-paru, yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Infeksi ini menyebabkan kantung udara di paru-paru terisi cairan atau nanah, yang menghambat proses pernapasan.

Sementara itu, paru-paru basah, yang dalam istilah medis disebut efusi pleura, adalah kondisi di mana terjadi penumpukan cairan pada selaput yang melapisi paru-paru, bukan di jaringan paru itu sendiri. Meskipun keduanya terdengar mirip, pneumonia dan efusi pleura memiliki penyebab serta mekanisme yang berbeda.

Selain itu, masih banyak mitos yang beredar di masyarakat yang menghubungkan penyakit ini dengan kebiasaan sehari-hari, seperti mandi malam atau terkena kipas angin terlalu lama. Oleh karena itu, penting untuk menjelaskan secara rinci mengenai perbedaan antara pneumonia dan paru-paru basah.

Apa Beda Pneumonia dan Paru-paru Basah?

Dalam penjelasannya baru-baru ini, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa pneumonia dan paru-paru basah adalah dua kondisi yang berbeda. Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh peradangan atau infeksi pada jaringan paru-paru.

“Penyakit ini dapat dipicu oleh bakteri seperti pneumokokus dan streptokokus, virus seperti COVID-19, serta dalam beberapa kasus juga bisa disebabkan oleh parasit,” tulis Prof. Tjandra dalam keterangan tertulis, pada Kamis (12/9/2024).

Mengenai paru-paru basah, Prof. Tjandra menegaskan bahwa istilah tersebut sebenarnya tidak dikenal dalam dunia medis. Kondisi yang sering disebut sebagai paru-paru basah lebih tepat disebut sebagai efusi pleura.

Efusi pleura sering kali diartikan sebagai air di dalam paru-paru, yaitu kondisi di mana terjadi penumpukan cairan berlebih di dalam selaput yang mengelilingi paru-paru. Pleura adalah lapisan tipis yang melapisi paru-paru serta bagian dalam rongga dada.

“Cairan tersebut terletak di antara dua lapisan pleura, yaitu pleura viseralis yang membungkus paru-paru dan pleura parietalis yang melapisi bagian dalam dinding dada,” jelas Prof. Tjandra.

Mengenal Pneumonia, Penyebab dan Gejalanya

Menurut informasi dari Mayo Clinic, pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di satu atau kedua paru-paru. Akibat infeksi ini, kantung udara bisa terisi cairan atau nanah, yang menyebabkan batuk dengan dahak atau nanah, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.

Berbagai organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia dapat memiliki tingkat keparahan mulai dari ringan hingga mengancam jiwa.

Pneumonia paling serius terjadi pada bayi dan anak kecil, orang yang berusia di atas 65 tahun, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Tanda dan gejala pneumonia bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kuman yang menyebabkan infeksi, usia, dan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Tanda dan gejala ringan sering mirip dengan gejala flu atau pilek, tetapi berlangsung lebih lama. Tanda dan gejala pneumonia di antaranya:

  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas)
  • Batuk, yang mungkin menghasilkan dahak
  • Kelelahan
  • Demam, berkeringat dan menggigil
  • Suhu tubuh lebih rendah dari normal (pada orang dewasa berusia lebih dari 65 tahun dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah)
  • Mual, muntah atau diare
  • Sesak napas

Bayi yang baru lahir dan balita mungkin tidak menampilkan gejala infeksi secara jelas. Namun, mereka bisa mengalami muntah, demam, batuk, terlihat gelisah atau lesu, serta mengalami kesulitan bernapas dan makan.

Mengenal Efusi Pleura atau Paru-paru Basah, Penyebab dan Gejalanya

Efusi pleura adalah kondisi penumpukan cairan berlebih di ruang antara lapisan pleura yang melapisi paru-paru. Menurut Cleveland Clinic, setiap orang pada umumnya memiliki sedikit cairan di pleura mereka.

Cairan ini berfungsi sebagai pelumas alami dan memudahkan paru-paru bergerak saat kita bernapas. Namun, jika menderita efusi pleura, penderita akan memiliki terlalu banyak cairan di sekitar paru-paru.

Di lain sisi, Prof. Tjandra menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor utama yang dapat menyebabkan terbentuknya cairan dalam paru-paru, yaitu karena infeksi seperti tuberkulosis atau peradangan lainnya. Penyebab lain yakni komplikasi penyakit kanker dan gangguan keseimbangan protein dalam tubuh.

Adapun gejalanya yakni:

  • Nyeri dada terutama saat batuk dan bernapas
  • Dispnea atau sesak napas
  • Ortopnea yakni ketidakmampuan bernapas dengan mudah kecuali duduk atau berdiri tegak
  • Beberapa orang dengan efusi pleura tidak memiliki gejala

Membantah Mitos Paru-paru Basah

Terdapat pula banyak mitos yang menghubungkan paru-paru basah dengan kebiasaan seperti mandi malam atau terkena angin kipas dalam waktu lama. Namun, Prof. Tjandra menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar dan hanya sebuah mitos.

“Baik pneumonia maupun paru-paru basah tidak disebabkan oleh mandi malam atau terkena kipas angin. Itu hanyalah mitos,” katanya.

1. Paru-paru Basah Disebabkan Mandi Malam

Sementara itu pada kesempatan berbeda, Praktisi Kesehatan, dr. Andi Khomeini Takdir juga menampik pendapat kebiasaan mandi malam menyebabkan paru-paru basah. Menurutnya, mandi malam dan terkena kipas angin tidak ada hubungannya dengan paru-paru basah.

“Paru-paru basah atau pneumonia adalah infeksi. Tidak ada kaitannya dengan mandi malam, karena mandi hanyalah aktivitas biasa,” ungkap dr. Koko, sapaan akrabnya
2. Paru-paru Basah Disebabkan Kipas Angin Malam

Dokter spesialis paru, dr. Deny Noviantoro, SpP juga menyatakan bahwa anggapan kipas angin sebagai penyebab pneumonia atau paru-paru basah hanyalah mitos. Menurut dr. Deny, penyakit ini lebih sering disebabkan oleh paparan debu, bakteri, virus, dan jamur.

Selain itu, kebiasaan seperti merokok atau menghirup asap dapat merusak paru-paru dan menurunkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena pneumonia.

“Pada dasarnya, kipas angin tidak menyebabkan penyakit ini. Namun, jika kipas mengandung bakteri, virus, atau jamur akibat jarang dibersihkan, maka itu yang bisa menjadi ancaman. Jika kipas dalam keadaan bersih dan digunakan dengan kecepatan yang wajar, maka tidak akan menjadi masalah selama tubuh dalam kondisi sehat,” jelas dr. Deny dalam sebuah webinar daringnya.

“Terkadang, jika daya tahan tubuh kita sedang menurun, bakteri yang seharusnya dapat kita lawan malah dapat menimbulkan gejala penyakit. Namun, bukan berarti kipas angin secara langsung menyebabkan paru-paru basah,” tambahnya.

Itulah penjelasan mengenai perbedaan antara paru-paru basah dan pneumonia, beserta penyebab dan gejalanya. Semoga bermanfaat.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!