Robert Francis Prevost Terpilih Sebagai Paus Leo XIV, Paus Pertama dari Amerika Serikat

Arah Baru – Gereja Katolik Roma memasuki babak baru dalam sejarah panjangnya dengan terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus ke-267.
Ia akan memimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia dengan nama kepausan Leo XIV, sekaligus menjadi Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat dan dari Ordo Santo Agustinus sejak abad ke-15.
Prevost, 69 tahun, lahir di Chicago dari keluarga berdarah Prancis, Italia, dan Spanyol. Ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan dekat dengan kaum marginal, terutama lewat pengalaman panjangnya sebagai misionaris di Peru.
Kepemimpinannya yang inklusif, kemampuan multibahasa, serta kedekatannya dengan mendiang Paus Fransiskus menjadi faktor penting dalam terpilihnya dia sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Pemilihan di Kapel Sistina
Konklaf yang berlangsung pada 7-8 Mei 2025 di Kapel Sistina, Vatikan, diikuti oleh 133 dari 135 kardinal pemilih.
Setelah empat putaran pemungutan suara, pada pukul 18:07 waktu setempat tanggal 8 Mei, asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina—sebuah pertanda bahwa Paus baru telah terpilih, mengakhiri masa sede vacante yang dimulai sejak wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 lalu.
Beberapa saat kemudian, Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti tampil di balkon Basilika Santo Petrus dan menyampaikan pengumuman yang ditunggu jutaan umat: “Habemus Papam”.
Nama Robert Francis Prevost disebut sebagai Paus Leo XIV, disambut tepuk tangan dan sorak sukacita dari ribuan orang yang memadati Lapangan Santo Petrus.
Jejak Panjang Pelayanan
Prevost bergabung dengan Ordo Santo Agustinus pada 1977 dan ditahbiskan sebagai imam pada 1982. Ia mengenyam pendidikan teologi di Catholic Theological Union, Chicago, dan meraih gelar doktor hukum kanonik dari Universitas Kepausan Santo Tomas Aquinas di Roma.
Kariernya mencakup peran sebagai pastor, pengajar seminari, administrator keuskupan di Peru, serta Prior Jenderal Ordo Agustinus dari 2001 hingga 2013.
Pada 2015, ia diangkat sebagai Uskup Chiclayo, Peru, sebelum akhirnya dipercaya memimpin Dikasteri untuk Para Uskup dan menjabat sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin pada 2023—jabatan yang menunjukkan kepercayaan besar dari Paus Fransiskus terhadapnya.
Makna Nama Leo XIV
Pemilihan nama Leo XIV memiliki makna historis mendalam. Nama ini mengingatkan publik pada Paus Leo XIII yang dikenal karena pendekatannya terhadap isu-isu sosial dan modernisasi Gereja pada abad ke-19.
Dengan memilih nama ini, Paus baru seolah menegaskan komitmennya pada warisan Gereja sekaligus menunjukkan kesiapan untuk menjawab tantangan zaman.
Analis menyebut, Leo XIV dapat menjadi figur transformatif yang mampu menjembatani nilai-nilai tradisional dengan semangat reformasi.
Kepemimpinannya dinantikan, terutama dalam isu-isu sosial, imigrasi, lingkungan, dan modernisasi Gereja yang semakin relevan di era globalisasi dan disrupsi teknologi.
Dengan latar belakang yang kaya dan semangat pelayanan yang kuat, Paus Leo XIV diharapkan membawa angin segar bagi masa depan Gereja Katolik di abad ke-21.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now