Media Arahbaru
Beranda Tokoh Jejak Maulana Malik Ibrahim, Penyebar Islam di Tanah Jawa

Jejak Maulana Malik Ibrahim, Penyebar Islam di Tanah Jawa

Makam Maulana Malik Ibrahim. Foto: pwmu.co

Arah Baru – Penyebaran agama Islam di tanah Jawa tak bisa dilepaskan dari peran penting Maulana Malik Ibrahim, seorang tokoh yang dikenal luas sebagai Sunan Gresik. Namanya diabadikan sebagai pelopor Islamisasi di Jawa Timur, khususnya di kawasan pesisir Gresik, yang menjadi titik awal dakwahnya.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa tokoh ini juga dikenal dengan nama Syekh Maghribi, menandakan kemungkinan asal-usulnya dari wilayah Maghrib (sekarang Maroko) di Afrika Utara. Namun catatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyatakan bahwa ia merupakan keturunan Arab dari garis keturunan Nabi Muhammad SAW, melalui cucunya, Hussein bin Ali.

Misi Dakwah dari Champa ke Gresik

Sebelum menginjakkan kaki di tanah Jawa, Maulana Malik Ibrahim lebih dahulu berdakwah di wilayah Champa (kini Vietnam bagian tengah) selama kurang lebih tiga belas tahun. Dalam berbagai legenda, negeri ini disebut sebagai Cermin atau Chermain. Pengalaman panjangnya di sana memperkaya strategi dakwah yang ia bawa ke Nusantara.

Sekitar akhir abad ke-14 M, ia tiba di daerah Sembalo (sekarang Leran, Kecamatan Manyar), wilayah yang menjadi bagian dari Gresik. Di desa inilah ia mulai menanamkan ajaran Islam secara perlahan kepada masyarakat lokal.

Langkah awal dakwahnya dimulai dengan pembangunan masjid di Desa Pasucinan, Manyar. Lewat pendekatan budaya dan sosial, dakwahnya diterima dengan baik tanpa menimbulkan gesekan berarti.

Metode Dakwah Maulana Malik Ibrahim

Metode dakwah Maulana Malik Ibrahim sangat kontekstual. Ia menggunakan jalur perdagangan untuk berbaur dengan masyarakat sekaligus menyampaikan pesan-pesan Islam. Aktivitas berdagang membuatnya tidak mencolok, namun tetap berpengaruh.

Kepandaian bergaul dan berdiplomasi membuatnya dihormati tidak hanya oleh rakyat, tetapi juga kalangan istana. Raja Majapahit, walaupun tidak memeluk Islam, tetap menghargai kehadiran Maulana Malik Ibrahim dan bahkan memberinya sebidang tanah di sekitar Gresik. Ia juga dipercaya menjadi syahbandar, jabatan penting yang mengelola pelabuhan dan perdagangan.

Selain berdagang, ia juga mendirikan pesantren di Desa Gapura, yang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam pertama di tanah Jawa. Pendekatan pendidikan ini menjadi dasar dari model pesantren yang berkembang luas hingga kini.

Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 Masehi. Makamnya di Gresik kini menjadi tempat ziarah dan salah satu situs sejarah penting dalam perjalanan Islam di Indonesia.

Sebagai pelopor dakwah Islam di Jawa, warisannya begitu besar. Strategi pendekatan yang ia lakukan menjadi cermin dakwah yang damai dan kontekstual—sesuatu yang tetap relevan hingga masa kini.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!