Makin Terpuruk, Usai Lebaran IHSG Anjlok 3,82%

Arah Baru – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kinerja negatif dalam sepekan setelah libur Lebaran 2025. Berdasarkan data dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkoreksi sebesar 3,82% selama sesi perdagangan yang berlangsung dari 8 hingga 11 April 2025.

Kautsar Primadi Nurahmat, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, menyampaikan bahwa IHSG mengakhiri pekan di posisi 6.262, turun dari level 6.510 pada minggu sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (11/4/2025), tercatat aksi jual bersih oleh investor dengan nilai mencapai Rp214,17 miliar.

“Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp214,17 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp35,86 triliun,” kata Kautsar dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (13/4/2025).

Baca Juga:

Pasca Libur Hari Raya Waisak Harga Komoditas Pangan Turun

Selama sepekan terakhir, rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia juga mengalami pelemahan. Nilainya turun sebesar 20,38% menjadi Rp14,81 triliun, dibandingkan Rp18,60 triliun yang tercatat pada minggu sebelumnya.

Meski begitu, aktivitas perdagangan menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata frekuensi transaksi harian naik 16,16%. Jumlahnya bertambah menjadi 1,18 juta transaksi per hari, dibandingkan 1,02 juta transaksi pada minggu sebelumnya.

Rata-rata volume transaksi harian di Bursa juga menunjukkan kenaikan selama pekan ini. Volume perdagangan meningkat sebesar 0,71%, dari 18,77 miliar lembar saham menjadi 18,90 miliar lembar.

Saat perdagangan dibuka kembali setelah libur Lebaran, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan perubahan aturan terkait batas bawah Auto Rejection (ARB) dan penghentian sementara perdagangan (trading halt). Dalam kesempatan tersebut, BEI menetapkan penyesuaian batas ARB menjadi sebesar 15%.

Ketentuan ARB yang baru ini diterapkan untuk semua kisaran harga saham yang tercatat di Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru. Selain itu, aturan tersebut juga mencakup produk Exchange-Traded Fund (ETF) serta Dana Investasi Real Estat (DIRE).