Media Arahbaru
Beranda Opini Makna Ucapan Selamat Anies Baswedan di Peringatan 1 Abad NU

Makna Ucapan Selamat Anies Baswedan di Peringatan 1 Abad NU

#image_title

Menjelang peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama, Anies Baswedan memberikan ucapan selamat atas hari lahir ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Di akhir ucapan selamat tersebut, Anies mengucapkan kalimat “Wallahul muwaffiq ila aqwamit-thoriq”.

Ucapan tersebut jadi perbincangan, karena sebagian orang awam dengan kalimat tersebut. Saat menutup pidato, ucapan, atau surat, umumnya umat Islam di Indonesia mendengar atau menggunakan kalimat “Billahi taufik wal hidayah”.

Ucapan kedua memang lebih umum digunakan oleh semua kalangan, sementara ucapan pertama, biasa digunakan oleh warga Nahdliyin alias warga NU. Fakta menarik yang tidak semua orang tahu, kedua ucapan tersebut diciptakan oleh orang yang sama, yaitu K.H. Ahmad Abdul Hamid.

K.H. Ahmad Abdul Hamid adalah pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Kota Kendal. Beliau juga merupakan Imam masjid Besar Kendal, serta beliau pun juga dijuluki “Bapak Kabupaten Kendal” karena peran dan ketokohan beliau.

Kiai kelahiran 1915 ini pada mulanya, menciptakan kalimat “billahi taufiq wal hidayah”. Tujuannya adalah membuat ucapan sebagai ciri khas orang NU untuk mengakhiri ceramah, pidato, dan surat menyurat.

Kalimat tersebut diucapkan beliau, pada saat beliau di Magelang. Kemudian diikuti oleh para ulama NU dan warga Nahdliyin. Akan tetapi, kalimat tersebut ditirukan oleh berbagai kalangan umat islam (bukan hanya warga Nahdliyin). Sehingga, ucapan tersebut jadi ucapan umat muslim se-Indonesia dan bukan lagi jadi ciri khas Nahdliyin.

Karena alasan hilangnya ciri khas warga Nahdliyin itu, maka K.H Ahmad Abdul Hamid menciptakan kalimat baru, yaitu : “wallohul muwafiq ila aqwamith thoriq”. Sehingga sejak saat itu warga Nahdliyin menggunakan kalimat tersebut sebagai kalimat penutup ceramah, pidato, dan surat menyurat. Arti ucapan tersebut adalah “Allah merupakan dzat yang memberikan petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya”.

Selain itu, Anies Baswedan juga mengemukakan NU yang berprinsip kepada tawassuth, tasamuh, tawazun, dan i’tidal. Apa arti keempat kata ini? Tawassuth (sikap tengah-tengah), tasamuh (toleransi), tawazun (seimbang), dan i’tidal (tegak lurus) adalah empat nilai yang dipegang warga Nahdliyin.

Apa yang disampaikan oleh Anies Baswedan sebagai ucapan 1 Abad NU benar-benar menggambarkan apa dan bagaimana warga Nahdliyin. Sebagai tokoh yang sering berdialog dan berkolaborasi dengan warga Nahdliyin, Anies Baswedan benar-benar memahami NU dan kontribusinya bagi negeri.

Di Abad ke-2 perjalanan NU, semoga kontribusinya sebagai besar bagi NKRI.

Mulyadin Permana, Ketua LPTNU DKI Jakarta & Sekjend PeraNU (Pergerakan Aktivis Nahdliyin Nusantara)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!