Mengenal Haji: Ibadah Puncak Kepasrahan dan Ketaatan Seorang Muslim

Arah Baru – Haji bukan sekadar perjalanan jauh ke tanah suci Mekah. Ia adalah puncak dari kepasrahan spiritual, ketaatan total, dan komitmen keimanan seorang Muslim kepada Allah SWT.
Sebagai rukun Islam kelima, haji menjadi ibadah yang memiliki dimensi spiritual, sosial, dan simbolis yang sangat dalam.
Setiap tahun, jutaan umat Islam dari berbagai belahan dunia datang ke Mekah dengan satu tujuan: memenuhi panggilan Ilahi. Mereka tidak dibedakan oleh warna kulit, status sosial, atau bahasa.
Semua larut dalam keseragaman pakaian ihram dan gerakan yang sama, menyuarakan satu kalimat yang sama: Labbaik Allahumma Labbaik — “Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah.”
Melansir dari laman uici.ac.id, Secara bahasa, kata haji berasal dari bahasa Arab al-Hajj, yang berarti menyengaja atau menuju ke suatu tempat.
Dalam konteks Islam, haji berarti menyengaja melakukan perjalanan ke Baitullah (Ka’bah) di Mekah untuk melaksanakan serangkaian ibadah yang telah ditentukan oleh syariat, pada waktu dan tata cara tertentu.
Secara istilah (syar’i), haji adalah bentuk ibadah yang mengandung unsur perjalanan, niat, dan pelaksanaan amal-amal tertentu seperti thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, dan tahallul. Semua dilakukan sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT, dan hanya diwajibkan sekali seumur hidup bagi yang mampu.
Syarat Wajib Haji
Tidak semua orang wajib menunaikan haji. Hanya mereka yang memenuhi lima syarat berikut ini yang dikenai kewajiban:
Beragama Islam
Haji hanya diwajibkan kepada umat Islam. Non-Muslim tidak memiliki kewajiban ini.
Baligh (Dewasa)
Anak-anak yang belum mencapai usia dewasa tidak diwajibkan menunaikan haji.
Berakal Sehat
Orang dengan gangguan jiwa tidak memiliki tanggung jawab syariat untuk melaksanakan ibadah ini.
Merdeka
Pada masa dahulu, syarat ini berlaku agar seseorang tidak dalam kondisi perbudakan. Dalam konteks modern, hal ini menunjukkan bahwa seseorang harus memiliki kebebasan penuh dalam mengambil keputusan.
Mampu (Istitha’ah)
Ini meliputi kemampuan finansial, fisik, dan keamanan. Mereka yang belum mampu secara ekonomi atau kesehatannya tidak memungkinkan, tidak berdosa jika belum menunaikannya.
Hikmah Ibadah Haji
Menunaikan ibadah haji memberikan banyak pelajaran dan hikmah, baik secara individu maupun kolektif. Beberapa di antaranya adalah:
Kepasrahan Total kepada Allah
Dalam haji, seorang Muslim melepas atribut duniawi — status sosial, pakaian mewah, atau perbedaan budaya — untuk menunjukkan kesetaraan di hadapan Tuhan. Ini menumbuhkan kesadaran bahwa manusia hanyalah hamba.
Melatih Kesabaran dan Disiplin
Proses haji yang panjang dan melelahkan menuntut kesabaran luar biasa. Segala rukun dan wajib haji dilakukan dalam waktu yang ketat dan dengan tata cara yang tidak bisa diganggu gugat.
Menumbuhkan Solidaritas dan Ukhuwah Islamiyah
Di tanah suci, jutaan umat Islam berkumpul dari seluruh penjuru dunia. Ini menjadi momen yang mempererat persaudaraan global antar-Muslim.
Pembersihan Dosa dan Pembaharuan Spiritualitas
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berhaji lalu tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat fasik, maka ia akan kembali (dari haji) seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now