Menkes Dorong Reformasi Kurikulum Kebidanan untuk Tekan Kematian Ibu dan Bayi

Arah Baru – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menekankan urgensi mereformasi kurikulum pendidikan kebidanan sebagai bagian dari upaya nasional dalam menekan angka kematian ibu dan bayi di tanah air.
Pernyataan ini disampaikannya saat peluncuran Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kebidanan Indonesia yang diinisiasi oleh Kolegium Kebidanan dan Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), dengan dukungan dari UNFPA dan Kedutaan Besar Kanada.
Menurut Budi, penguatan profesi bidan harus dimulai dari sistem pendidikan yang mengedepankan pemanfaatan data, kemajuan teknologi, dan standar kompetensi internasional agar mampu menjawab tantangan layanan kesehatan primer yang semakin menantang.
“Kalau kita mau memperbaiki agar profesi bidan lebih bagus dan wewenangnya lebih banyak, maka semua sistem harus berbasis data dan sistem yang solid,” ujar Menkes Budi dikutip dari Sehat Negeriku pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Menteri Kesehatan Budi menyoroti empat prioritas penting guna mengoptimalkan peran bidan, yang perlu diintegrasikan secara menyeluruh ke dalam pembaruan kurikulum pendidikan kebidanan.
Empat Fokus Utama Penguatan Peran Bidan
Menteri Kesehatan Budi menekankan adanya empat aspek kunci yang perlu dijadikan pijakan untuk memperkuat kontribusi bidan di lapangan.
Keempat hal tersebut harus ditopang oleh sistem pendidikan yang selaras dengan kebutuhan dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
1. Tertib Entri Data
Bidan perlu membiasakan diri mencatat setiap proses persalinan dan layanan kesehatan lainnya secara digital melalui platform Satu Sehat.
Pendataan yang rapi akan memudahkan pemerintah dalam menganalisis permasalahan yang ada, sekaligus menjadi alat pelindung bagi bidan dari penilaian negatif yang keliru.
2. Peningkatan Kompetensi
Program pendidikan kebidanan perlu disusun berdasarkan acuan global, agar para lulusan di Indonesia memiliki kompetensi yang memadai untuk menangani berbagai tantangan klinis yang rumit saat terjun langsung ke lapangan.
3. Rujukan Cepat dan Tepat
Bidan diharapkan memiliki kemampuan untuk mendeteksi potensi komplikasi pada kehamilan sejak dini, lalu segera merujuk ibu hamil ke layanan medis yang tepat guna menjaga keselamatan ibu maupun janinnya.
4. Perluasan Peran Bidan
Tugas bidan seharusnya tidak hanya difokuskan pada saat melahirkan saja. Mereka perlu terlibat sejak sebelum kehamilan dimulai, mendampingi ibu dan bayi setelah kelahiran, serta ikut memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik di tahap-tahap awal kehidupannya.
“Bidan jangan hanya membantu melahirkan saja, tapi juga mengingatkan calon ibu sebelum kehamilan, mendampingi bayi setelah lahir, dan memastikan pertumbuhan anak berjalan optimal,” kata Menkes.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now