PB HMI Periode 2023-2025 Dilantik, Ketua Umum Soroti Mundurnya Demokrasi dan Penegakan Hukum yang Tebang Pilih

Arahbaru – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) MPO periode 2023-2025 sukses menyelenggarakan pelantikan yang digelar di hotel Horison, Jl. H.R Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Minggu (02/04/2023).
Dalam sambutannya, Ketua Umum PB HMI MPO Mahfut Khanafi menyoroti mundurnya demokrasi dan penegakan hukum yang masih tebang pilih.
Ia mengatakan berdasarkan riset yang dilakukan Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia meraih skor 6,71 pada Indeks Demokrasi 2022.
skor tersebut sama dengan nilai yang diperoleh Indonesia pada Indeks Demokrasi 2021, dan masih tergolong sebagai demokrasi cacat atau flawed democracy.
“Ini menyebabkan ranking Indonesia di tingkat global menurun dari 52 menjadi 54,” tegas Mahfut.
Penurunan itu nampak pada semua indikator demokrasi seperti pluralisme dan proses pemilu, efektivitas pemerintah, partisipasi politik, budaya politik yang demokratis, dan kebebasan sipil.
“Tidak ada perubahan nilai sama sekali pada lima indikator tersebut,” ujarnya.
Sementara itu di sektor hukum, pria asal Ponorogo itu mengatakan banyak masyarakat yang gelisah karena penegakan hukum yang tebang pilih.
Hal ini, lanjutnya, dipotret berdasarkan survei Indikator, bahwa sebanyak 37,7% responden masyarakat menilai, kondisi penegakan hukum saat ini masih buruk.
“Ada sebuah adagium politik yang amat terkenal yang berbunyi power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely, atau jika diartikan secara harfiah, kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang absolut cenderung korup secara absolut,” tambahnya.
Selain masalah kemunduran demokrasi dan penegakan hukum yang tebang pilih, Mahfut mengungkapkan pentingnya mewaspadai perubahan iklim.
Menurutnya, jika generasi hari ini tidak mengambil peran segera, hal itu akan berdampak kepada kerusakan lingkungan yang semakin parah.
Untuk itu, ia mendorong semua pihak untuk mewujudkan ekonomi inklusif dan hijau, kesejahteraan yang adil, udara yang lebih bersih, dan lingkungan yang lestari dan terjaga dan menanggapi krisis ini dengan solidaritas dan keberanian. (*)