Polri Tetapkan Enam Tersangka Pengaturan Skor di Liga 2 2018
Arah Baru – Polri menetapkan enam tersangka dugaan tindakan pidana suap berupa praktik pengaturan skor pada pertandingan sepak bola Liga 2 tahun 2018.
Keenam tersangka itu terdiri dari empat orang dari pihak wasit dan dua orang dari pihak klub sepak bola.
Baca Juga:
“Dari hasil penyelidikan dan penyidik telah memperoleh bukti yang cukup maka ditetapkan enam orang tersangka,” kata Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Wakabareskrim) Polri Irjen Pol. Asep Edi Suheri di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (27/09/2023).
Ia merincikan keenam tersangka tersebut inisial-nya, K selaku liaison officer atau LO dan A selaku kurir pengantar uang.
Baca Juga:
Kemudian, tersangka M selaku wasit tengah, P selaku asisten wasit 1, R selaku asisten wasit 2 dan A selaku wasit cadangan.
Adapun modus operandinya adalah pihak klub melakukan lobi atau meminta bantuan kepada para perangkat wasit untuk memenangkan pertandingan salah satu klub sepak bola dengan memberikan iming-iming berupa uang.
Baca Juga:
“Pihak klub memberikan uang sebesar Rp100 juta kepada para wasit di hotel tempat para wasit menginap dengan maksud klub x menang melawan klub y,” ungkap Asep.
Selain itu, berdasarkan hasil penyidikan, menurut keterangan dari pihak klub yang diperiksa, mengaku sudah mengeluarkan uang sekitar Rp1 miliar untuk melobi para wasit di sejumlah pertandingan.
Baca Juga:
“Jadi ada pengakuan bahwa mereka sudah mengeluarkan uang kurang lebih Rp1 miliar untuk melobi para wasit di sejumlah pertandingan,” ujarnya.
Uang Rp1 miliar tersebut, kata Asep digunakan untuk melobi wasit di setiap pertandingan dalam satu liga.
Baca Juga:
Asep juga menyebut, klub yang terlibat penyuapan tersebut masih aktif dalam pertandingan Liga Indonesia. Sementara wasit yang terlibat masih bertugas sampai 2022.
“Akan tetapi hal tersebut masih akan kami telusuri dan dalami,” ucapnya.
Baca Juga:
Sedangkan modus operandi yang dilakukan oleh pihak wasit adalah mengatur jalannya pertandingan untuk memenangkan salah satu klub, salah satunya dengan tidak mengangkat bendera saat offside.
“Para wasit yang terlibat dalam praktik ini bertugas memimpin pertandingan Liga 2,” ujar dia.
Baca Juga:
Dalam penyidikan ini, kata Asep, Satgas Anti Mafia Bola memeriksa 15 orang saksi yang terdiri atas para pihak klub sepak bola, para wasit yang terlibat pada pertandingan, pengawas pertandingan, pihak hotel, pegawai hotel, dan panitia penyelenggara pertandingan dan Komisi PSSI. Kemudian memeriksa enam saksi ahli pidana.
Saat ini, keenam tersangka belum dilakukan penahanan, salah satu alasannya karena ancaman hukuman di bawah lima tahun.
Baca Juga:
Namun, kata Asep, pihaknya masih terus mendalami kemungkinan dugaan tersangka lainnya, terutama dari pihak klub sepak bola yang melakukan penyuapan. (*)
Baca Juga:
Artikel Terkait
