PSI : Terjadi Perdebatan Internal Dalam Pemberian Dukungan Capres
Arah Baru – Perdebatan internal terjadi di internal Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (DPW PSI) terkhusus dalam hal siapa sosok yang akan diberikan dukungan dalam proses Pilpres 2024 nanti.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie yang mengatakan jika dalam perdebatan tersebut terjadi di forum musyawarah 38 DPW PSI seluruh Indonesia yang diselenggarakan pada Selasa (22/8).
“Dalam musyawarah DPW ada perbedaan pendapat mengenai siapa yang layak didukung. Ada yang ingin Mas Ganjar, ada yang mendukung Pak Prabowo, dan juga ada yang bilang PSI jomblo saja,” kata Grace pada acara Kopdarnas PSI di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).
Grace juga menekankan jika seluruh DPW memberikan kepercayaan penuh kepada DPP PSI dan Dewan Pembina PSI dalam urusan pemberian dukungan kepada Capres tertentu meskipun hingga saat ini dirinya mnegklaim jika PSI belum memberikan arah dukungan kepada Capres tertentu lantaran masih melihat situasi politik terkini.
“Kami meminta kepada DPP untuk ojo kesusu (jangan terburu-buru) dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang. Termasuk komitmen tegak lurus kepada Jokowi agar dipegang teguh dalam keputusan yang menyangkut masa depan bangsa,” ujarnya.
Selain itu, Grace mengatakan jika PSI juga mempertimbangkan sosok Cawapres yang hal tersebut menurutnya juga masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai UU Pemilu terkhusus dalam hal batas usia Capres/Cawapres minimal 40 Tahun menjadi 35 Tahun.
“Bila MK mengabulkan uji materi LBH PSI dan ada kandidat anak muda, minimal usia 35 tahun, yang memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai cawapres. Maka selayaknya lah DPP PSI memberikan dukungan kepada calon wakil presiden tersebut,” ucapnya.
Kriteria selanjutnya, menurut Grace sosok Capres yang akan didukung harus bisa berjanji melanjutkan program-program Jokowi yang menurutnya selama 9 Tahun kepemimpinan Jokowi Indonesia telah berada pada jalur yang benar.
“Indonesia tidak boleh mundur ke belakang karena salah memilih presiden. Tidak ada pilihan lain selain maju bersama capres dan cawapres yang berkomitmen melanjutkan program Presiden Jokowi. Jokowisme dalam nilai dan juga tindakannya,” Tandasnya. (Brt/Ab)