Media Arahbaru
Beranda Berita Shoim Haris: Safari Ramadan Bahlil Tegaskan Kembali Cita-Cita Republik

Shoim Haris: Safari Ramadan Bahlil Tegaskan Kembali Cita-Cita Republik

Arah Baru – Pendiri Advisory Center for Development (ADCENT), M Shoim Haris, menilai Safari Ramadan yang dilakukan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, bukan sekadar kegiatan spiritual, tetapi sebuah langkah penting dalam menyegarkan kembali identitas dasar Republik Indonesia.

Menurut Shoim, Safari Ramadan yang diisi dengan silaturahmi ke pesantren, diskusi bersama kiai dan santri, serta ziarah ke makam ulama, mencerminkan upaya merekatkan kembali hubungan historis antara ulama dan umara. Relasi ini, katanya, merupakan fondasi kuat dalam kelahiran dan keberlangsungan republik.

“Safari Ramadan yang dilakukan Golkar melalui Bahlil adalah bentuk penyegaran atas relasi historis tersebut. Republik ini tidak dibangun oleh elite semata, melainkan melalui sinergi ulama, intelektual, dan kaum pergerakan,” ujar Shoim.

Ia menekankan bahwa Indonesia bukanlah negara agama, tetapi negara yang berdiri di atas nilai-nilai religius yang bersifat universal: keadilan, kemanusiaan, dan kesejahteraan. Dalam pandangannya, langkah politik Bahlil yang menekankan keadilan dalam pengelolaan sumber daya alam dan keberpihakan terhadap industrialisasi nasional melalui hilirisasi, sejalan dengan cita-cita konstitusi.

Shoim juga menyambungkan kegiatan Safari Ramadan dengan upaya mengingatkan publik tentang esensi republik. Ia menyebut bahwa para pendiri bangsa dengan sengaja menolak konsep “kawulo” yang menunjukkan posisi rakyat sebagai bawahan. Sebaliknya, mereka memilih istilah “rakyat” yang menandakan pemilik sah negara.

“Konsep rakyat adalah konsep kepemilikan dan tanggung jawab. Negara ini didirikan untuk melindungi, mencerdaskan, dan menyejahterakan seluruh rakyat tanpa kecuali. Itulah semangat yang kini dibawa kembali oleh Bahlil dalam perjalanannya menyapa masyarakat,” jelasnya.

Shoim menilai, kisah hidup Bahlil yang berasal dari latar belakang sederhana menjadi inspirasi kuat dalam Safari Ramadan ini. Dari anak tukang cuci di Papua, sopir angkot sambil sekolah, hingga dipercaya menjadi menteri dan pimpinan partai besar, adalah narasi pembuka harapan bagi rakyat kecil dan santri untuk percaya bahwa republik ini masih memberi ruang bagi semua.

Ia menambahkan, semangat egaliter yang dulu hidup dalam generasi pendiri bangsa — seperti Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, Bung Syahrir — menunjukkan bahwa republik ini didirikan di atas prinsip kesetaraan. Tradisi itu, menurutnya, terus hidup di Partai Golkar yang juga menyebut tokoh-tokohnya dengan sapaan “Bung”.

“Safari Ramadan ini menjadi pengingat bahwa republik adalah milik semua, bukan hanya kelompok elite politik, ekonomi, atau budaya. Di tengah tren politik yang makin elitis, inisiatif semacam ini penting untuk menyegarkan kembali memori kolektif bangsa,” kata Shoim.

Shoim juga menilai kegiatan tersebut memperlihatkan bahwa Partai Golkar tidak kehilangan akar keterbukaannya. Ia menilai Bahlil membawa napas baru yang menegaskan bahwa negara ini harus terus membuka kesempatan bagi seluruh rakyat tanpa memandang asal-usul.

“Pesannya jelas: republik ini bukan milik warisan golongan tertentu, tetapi milik rakyat Indonesia seluruhnya,” tutupnya.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!