Media Arahbaru
Beranda Berita Tinjau Potensi Dampak Sosial Ekonomi, Wali Kota Bandung Survei Jalur BRT

Tinjau Potensi Dampak Sosial Ekonomi, Wali Kota Bandung Survei Jalur BRT

Arah Baru – Pada minggu ini, tepatnya pada 23 April 2025, Pemerintah Kota Bandung telah melaksanakan survei terkait jalur dan beberapa lokasi potensial untuk halte Bus Rapid Transit (BRT).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak sosial dan ekonomi yang mungkin muncul, sekaligus menilai potensi kemacetan yang dapat disebabkan oleh keberadaan halte tersebut.

Survei dilaksanakan di beberapa ruas jalan yang akan dilalui oleh BRT, di antaranya kawasan Jalan Ahmad Yani (Kosambi-Cicadas), kemudian dilanjutkan ke Jalan Terusan Jakarta, dan selanjutnya menuju Jalan Asia Afrika sebelum kembali melewati Jalan Ahmad Yani.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan bahwa proyek BRT yang didanai oleh World Bank dan berasal dari pemerintah pusat kini telah resmi dimulai.

“Di sepanjang Jalan Ahmad Yani sampai ke Asia Afrika, sudah ada patok-patok merah bertuliskan ‘BRT 1’,” ujar Farhan dalam keterangannya di Bandung, Rabu, 23 April 2025.

Dijelaskan bahwa akan ada 34 halte BRT yang dibangun di Kota Bandung. Berdasarkan hasil tinjauan, Farhan mengungkapkan bahwa beberapa lokasi yang dianggap cukup problematik terletak di sepanjang kawasan Kosambi hingga Cicadas, mengingat potensi kepadatan lalu lintas yang lebih tinggi di area tersebut.

Proyek BRT diharapkan dapat menjadi alternatif transportasi massal yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan nyaman bagi masyarakat Kota Bandung, sambil tetap memperhatikan dampak sosial di sepanjang rute yang akan dilalui.

“Kami sedang melakukan survei untuk mengetahui seperti apa dampaknya bagi masyarakat, melihat langsung bagaimana arus lalu lintas akan terpengaruh,” imbuhnya.

Tiga Tahap Pembangunan

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan bahwa pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) akan dilaksanakan dalam tiga tahap dan memerlukan kerjasama antara Kemenhub serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Proyek pembangunan BRT Bandung Raya akan dimulai pada 2025 dan ditargetkan selesai pada 2027. Pembangunan sistem transportasi massal ini akan dilakukan dalam tiga tahap yang mencakup seluruh wilayah Bandung Raya.

“Tahap pertama nanti pada tahun 2025, tahap kedua pada tahun 2026 dan terakhir pada tahun 2027. Di mana pembangunan ini memerlukan suatu koordinasi antara Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun kabupaten dan kota,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub Irjen Pol Risyapudin Nursindi Bandung, Selasa, (30/7/2024).

Risyapudin menjelaskan bahwa pada tahap pertama pembangunan, BRT Bandung Raya akan memiliki jalur eksklusif sejauh 21 kilometer yang membentang mulai dari Kabupaten Bandung Barat hingga Kota Bandung, Jawa Barat.

“Dalam waktu dekat kita akan membangun angkutan transportasi massal dengan skema BRT di wilayah Jawa Barat dari mulai Cimahi, Padalarang sampai dengan Sumedang kurang lebih 21 kilometer,” ujar Risyapudin.

Risyapudin menuturkan, Terminal Cicaheum masih akan terus beroperasi saat BRT Bandung Raya dibangun.

“Kalau Cicahem tetap beroperasi, tetap beroperasi walaupun nanti ada BRT juga tetap akan kita laksanakan operasional untuk kendaraan-kendaraan lain,” ujar Risyapudin.

Adapun dengan kehadiran BRT Bandung Raya, ia berharap dapat mengatasi masalah kemacetan di wilayah Bandung Raya. 

“Ini merupakan suatu implementasi kewajiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk hadir membangun transportasi angkutan publik sesuai dengan keamanan moda-moda melalui transportasi jalan,” ujar Risyapudin.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!