Media Arahbaru
Beranda Berita Xinyi Group Disebut Sulit Berinvestasi 300 T di Pulau Rempang

Xinyi Group Disebut Sulit Berinvestasi 300 T di Pulau Rempang

Wakil Rektor I UICI Prof. Dr.Eng. Jaswar Koto

Arah Baru – Saat ini warga Desa Tua Rempang sedang berjuang mempertahankan tanah nenek moyang meraka dari pergusuran untuk pelaksanaan proyek Nasional Eco City Rempang.

Dalam proyek tersebut, pemerintah menyebut perusahaan asing asal China Xinyi Group akan berinvestasi jumbo.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut total nilai investasi sebesar Rp300 triliun. Untuk tahap pertama sebesar Rp175 triliun.

Bahlil menyatakan Indonesia akan rugi besar jika Xinyi Group batal berinvestasi di Pulau Rempang.

Apakah benar Xinyi Group dapat berinvestasi sebesar itu di Pulau Rempang?

Wakil Rektor I Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) Prof Dr.Eng. Jaswar Koto, C.Eng., C.Mar.Eng mengatakan sulit bagi Xinyi Group berinvestasi di Pulau Rampang dengan nilai Rp300 triliun sebagaimana yang diungkapkan Bahlil.

Ia mengungkapkan, berdasarkan laporan keuangan 2022, Earnings Before Interest, Taxation, Depreciation and Amortisation (“EBITDA”) turun 48.7% menjadi HKD 7,755.8 juta untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2022, dibandingkan dengan HKD 15,123.2 juta pada tahun 2021.

“Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham perusahaan adalah HKD 5,127.2 Juta pada tahun 2022, menunjukkan penurunan sebesar 55.6%, karena dibandingkan dengan HKD 11,555.9 juta pada tahun 2021,” kata Jaswar.

Ia menjelaskan margin laba bersih turun menjadi 19.9% pada tahun 2022. Rasio lancar Grup pada tanggal 31 Desember 2022 adalah 1.09 dibandingkan dengan 1.89 pada tanggal 31 Desember 2021.

Penurunan pada Rasio lancar ini terutama disebabkan oleh tingginya persentase deposito bank jangka panjang dengan pendapatan bunga tinggi yang disimpan oleh Bank Kelompok di akhir tahun.

Total Asset Konsolidasi holding Xinyi sebesar USD 6.68 Milliar (HKD 52.23 Milliar) atau sekitar Rp 102.75 Triliun dengan Current Asset sebesar USD 1.65 Milliar (HKD 12.9 Milliar) atau Rp 25.4 Trilliun.

Adapun Total Liabilitie sebesar USD 2.58 Milliar (HKD 20.144 Milliar) atau Rp 39.6 Trilliun, sehingga ratio Liabilitie per Total Asset sebesar 39%.

Dengan ratio sebesar itu, sepertinya sulit mencapai leverage diatas 50% dari Total asset. Adapun Financial Capability (FC) dari Xinyi diperkirakan sekitar maksimum USD 1 Miliar atau Rp 15 Triliun.

“Dari analisa financial report tersebut dapat disimpulkan bahwa sangat sulit bahkan tidak mungkin Xinyi berinvestasi sebesar 300 Triliun,” tutup Jaswar.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!