Media Arahbaru
Beranda Gaya Hidup 6 Alasan Mengapa Orangtua Harus Sarapan Bersama Anak Setiap Pagi

6 Alasan Mengapa Orangtua Harus Sarapan Bersama Anak Setiap Pagi

Arah Baru – Sarapan sangat penting untuk memberikan energi sebelum memulai aktivitas. Jika makan malam dilakukan pada pukul 18.00 dan sarapan dilakukan pada pukul 06.00, berarti sudah 12 jam perut berada dalam keadaan kosong.

Tanpa sarapan anak akan merasa terlalu lapar, sulit berkonsentrasi di kelas, bahkan bisa pingsan.

Namun, sarapan sebenarnya juga penting bagi orang dewasa seperti kamu dan pasangan, bukan hanya untuk anak-anak.

Usahakan untuk sarapan bersama anak dan sesuaikan dengan waktu mereka berangkat sekolah. Meskipun orangtua berangkat kerja lebih siang atau bekerja dari rumah, luangkan waktu untuk menikmati sarapan bersama anak.

Luangkan waktu untuk duduk bersama anak dan nikmati sarapan bersama-sama. Terdapat banyak manfaat besar jika kamu dan pasangan tidak hanya menunggu anak selesai sarapan atau sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Meski hanya 10 hingga 15 menit, berikut enam manfaat orangtua yang sarapan bersama anak.

  1. Anak tambah yakin akan pentingnya makan pagi

Terkadang, anak kesulitan untuk sarapan karena merasa baru saja bangun tidur dan masih merasa mengantuk.

Makan, terutama dengan menu berat seperti seporsi nasi, sering kali tidak menarik bagi anak. Namun, untuk mengajarkan anak tentang pentingnya keteraturan dan mengingat mereka harus segera ke sekolah, orangtua perlu menjelaskan pentingnya sarapan.

Guru di sekolah barangkali juga telah menyampaikannya. Anak harus sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah. Akan tetapi, anak yang melihat kedua orangtuanya gak makan sepagi dirinya menjadi ragu. Itu artinya, makan pagi tidak terlalu penting. 

Ketika kamu atau pasangan meminta anak untuk makan, dia justru menggelengkan kepala dan dengan santai mengatakan bahwa kalian sendiri tidak sarapan.

Jika anak tidak yakin bahwa kalian akan sarapan setelah dia berangkat, sebaiknya kalian duduk bersama dan sarapan bersama.

  1. Bisa saling kasih semangat untuk menjalani hari

Meskipun anak baru berada di sekolah beberapa jam, waktu tersebut bisa terasa sangat lama baginya. Lingkungan di sekolah tidak selalu nyaman atau menyenangkan.

Terkadang, ada teman yang mengganggu atau guru yang sedikit marah di kelas. Anak juga bisa merasa kesulitan saat diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas.

Dengan kalian sarapan bareng, ada waktu yang dapat dimanfaatkan buat memotivasi anak. Sesimpel kamu menyerukan kata semangat sambil mengangkat tangan yang terkepal pun bisa bikin anak lebih optimis harinya bakal berjalan baik. Demikian pula orangtua pasti punya banyak tantangan setiap hari.

Di tempat kerja, ada banyak masalah yang perlu diselesaikan. Anak akan merasa senang jika bisa membuat orangtua lebih bersemangat.

Meskipun kamu dan pasangan tidak menunjukkan tanda-tanda stres akibat pekerjaan, anak tetap bisa merasakan bahwa bekerja itu melelahkan.

Tentu saja, ada perbedaan antara penampilan kalian yang segar di pagi hari dengan saat pulang kerja. Anak akan menularkan keceriaannya kepada orangtua agar tetap merasa bahagia sepanjang hari.

  1. Melatih anak makan sendiri

Apa yang biasanya kamu lakukan saat jam sarapan anak? Jika kamu tidak ikut sarapan, mungkin tugasmu adalah menyuapi anak.

Atau, pasangan yang menyuapinya selagi dirimu mengerjakan hal-hal lain. Keuntungan dari anak sarapan dengan disuapi ialah selesai lebih cepat sehingga ia tak terlambat tiba di sekolah.

Sisi negatifnya, ini dapat menjadi kebiasaan. Anak gak berselera bila orangtua tidak turun tangan buat menyuapinya. Bahkan anak bisa minta disuapi terus selama di rumah. Sebaliknya, orangtua pun merasa gak sabar kalau membiarkan anak makan sendiri.

Sekalipun menyuapi anak dapat menjadi ekspresi kasih sayang orangtua, sebaiknya kamu membiasakannya makan sendiri.

Begitu juga saat sarapan yang waktunya terbatas karena anak harus segera bergegas. Jika orangtua juga ikut sarapan, anak akan terdorong untuk makan sendiri. Melihat orangtua melakukannya, anak jadi lebih termotivasi untuk makan dengan mandiri.

  1. Memastikan anak menyantap menu bergizi yang dihidangkan

Banyak anak yang cenderung selektif dalam memilih makanan. Meskipun piring sudah diisi dengan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral, mereka mungkin hanya memakan sebagian saja. Misalnya, anak hanya makan nasi dengan telur goreng, sementara sayurannya tidak tersentuh sama sekali.

Padahal, sayuran penting buat memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, serta bikin rasa kenyang lebih awet.

Orangtua menyuruh anak menghabiskan semuanya pun mungkin gak berhasil. Anak butuh contoh langsung dari orangtua supaya dia mau menyantapnya sedikit demi sedikit.

Pastikan anak tidak hanya mengambil sebagian makanan dan buru-buru pergi ke sekolah sebelum kamu sadar. Lebih baik sarapan bersama. Anak perlu melihat langsung apa yang dimakan oleh orangtuanya, karena anak sangat pandai meniru perilaku orang dewasa.

  1. Mengantisipasi nanti malam orangtua pulang terlambat

Orangtua yang bekerja sering kali kekurangan waktu untuk menciptakan momen kebersamaan yang bermakna dengan anak.

Pada siang hari, kamu dan pasangan tentu masih bekerja di kantor, sementara anak mungkin makan siang di sekolah atau bersama asisten rumah tangga di rumah. Namun, jika kalian pulang lebih awal, kalian masih bisa menikmati makan malam bersama anak.

Bagaimana jika kalian mesti lembur atau kondisi lalu lintas ketika perjalanan pulang selalu macet panjang?Anak gak boleh makan malam terlambat.

Akhirnya, kalian selalu makan sendiri-sendiri. Meski tampak sepele, jika ini terjadi hampir setiap hari akan memengaruhi hubungan orangtua dengan anak.

Kalian menjadi kurang dekat satu sama lain. Karena itu, penting untuk menciptakan momen kebersamaan sejak pagi di meja makan. Selama memungkinkan, luangkan waktu untuk sarapan bersama anak.

Saat di meja makan, anak mungkin akan berbagi masalah yang dihadapinya di sekolah. Namun, saat kalian pulang malam hari, waktu untuk berbicara hampir tidak ada karena anak sedang belajar atau sudah merasa mengantuk.6.

  1. Jangan sampai orangtua baru makan setelah siang

Orangtua memiliki banyak tanggung jawab penting sepanjang hari, baik di rumah maupun di luar rumah.

Meskipun sudah dewasa, jangan menganggap kalian bisa menjalani hari dengan makan seadanya. Tanpa asupan yang cukup, kalian bisa saja mudah sakit atau merasa pusing saat bekerja.

Kamu dan pasangan perlu berusaha menjaga kesehatan sebaik mungkin, agar bisa bekerja secara maksimal dan memberikan perawatan terbaik untuk anak.

Lagi pula jika kalian mengandalkan jam makan siang, belum tentu saat itu tak ada tugas mendadak yang tidak dapat ditunda.

Daripada energi kalian habis, mending melakukan aktivitas orangtua sarapan bareng anak. Kalaupun nanti siang jam makan agak terlambat, setidaknya kalian belum terlalu lapar.

Begitu pula jika kalian bekerja dari rumah. Melewatkan jam sarapan justru dapat mengganggu konsentrasi kalian di tengah bekerja. 

Lebih baik jika menu sarapan orangtua dan anak yang sudah bisa makan berbagai jenis makanan disesuaikan sama.

Dengan kata lain, kamu dan pasangan sebaiknya tidak hanya mengandalkan kopi dan gorengan saat anak harus sarapan dengan makanan bergizi seimbang. Hal ini terasa tidak adil bagi anak dan bisa membuatnya enggan untuk sarapan.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!