Ibadah Itu Untuk Menyatukan, Bukan Memecah
Oleh : KRT Purbonagoro, Pemerhati Sosial-Budaya
Arah Baru – Tanggal 27 Juni 2023 lalu, akun resmi Twitter PDIP dibanjiri komentar. Padahal biasanya cuitan dari akun PDIP tersebut hanya mendapatkan 1-2 komentar. Apa yang membuat akun Twitter partai berlambang banteng ini diserbu netizen?
Ternyata karena foto Ganjar Pranowo saat naik haji. Foto tersebut dilengkapi dengan caption seperti di bawah ini:
“Ganjar Pranowo Laksanakan Ibadah Haji Bersama Keluarga di Tanah Suci Makkah Bakal capres usungan PDI Perjuangan Ganjar Pranowo melakukan ibadah haji bersama keluarganya ke tanah suci Makkah, Arab Saudi. Ibadah Haji di Tanah Suci, Ganjar Pranowo Dijamu Kerajaan Arab Saudi Ganjar bersama keluarga tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Kota Jeddah, Setibanya di sana, Ganjar pun disambut oleh protokol Kerajaan Saudi Arabia. Ibadah Di Kota Makkah, Ganjar dan Keluarga Dijemput Mobil Khusus Arab Saudi Saat menuju Kota Makkah, Ganjar dan keluarga diantar dengan menggunakan mobil khusus.”
Sebenarnya bukan caption tersebut yang dipermasalahkan netizen, melainkan salah satu foto Ganjar saat berada di Tanah Suci. Dari tiga foto yang diunggah saat itu, salah satu fotnya berisi Ganjar bersama istri dan disampingnya berdiri Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Sementara di sisi kanan, terlihat foto Ganjar sendirian sembari melambaikan tangan.
Banyak netizen mengkritik editan foto tersebut. Sebab, foto asli dari frame tersebut ada Anies Baswedan dan istri berdiri di samping Suharso. Tapi foto tersebut justru di-crop dan dihilangkan. Beberapa netizen menyatakan tidak sepantasnya demi popularitas PDIP menghilangkan foto Anies Baswedan. Sebab, mereka berkumpul dalam suasa ibadah yang akan menyatukan seluruh umat, bukan untuk memecah belah.
Penghilangan sosok Anies dalam foto tersebut ditengarai sebagai bentuk ketakutan PDIP sekaligus semangat polarisasi yang terus dihidupkan. Padahal, momen silaturahmi ketika bertemu di Tanah Suci seharusnya jadi momen untuk mendinginkan suasana yang mulai menghangat di tahun politik ini.
Berbagai kritik pun dilontarkan netizen terhadap postingan tersebut. Salah satunya dari @jimitaluak1: “Payah kamu min, masalah silaturahmi pun kalian manipulasi, katanya partai yang menjunjung demokrasi. Semoga rakyat tersadarkan.” Cuitnya di Twitter.
Sementara akun @ben_helsing membuat cuitan protes juga. “Bukan pendukung keduanya, karena belum menentukan pilihan, tetapi cara pdip memperlakukan calon lawan politik seperti musuh bebuyutan yang tingkat kebenciannya sudah mendarah daging, padahal mereka sedang melaksanakan ibadah yang tidak ada kaitannya dengan pilpres dan politik.”
Apa yang dicuitkan akun media sosial resmi PDIP ini berkebalikan dengan apa yang disampaikan elitnya. Beberapa waktu lalu, Puan menyatakan akan mengupayakan pemilu agar berlangsung damai. Tapi apa yang dilakukan tim media sosial PDIP ini jelas bertolak belakang dengan pernyataan tersebut.
Seharusnya PDIP paham bahwa ibadah, seharusnya digunakan untuk menyatukan dan menyejukkan suasana. Bukan membuat polarisasi dan memanaskan suasana. Bila cara-cara ini terus digunakan, rasanya benar apa yang dibilang para netizen, PDIP hanya menunggu waktu untuk ditinggal pemilih. Masa mengambang akan mengalirkan suaranya ke Anies Baswedan yang terbukti menjalankan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, tanpa harus memecah belah rakyat.