Media Arahbaru
Beranda Opini Mengenang Bung Hatta

Mengenang Bung Hatta

Oleh : M. Ridwan (Penggiat Politik dan Inisiator Jaringan Desa Nusantara)

Arah Baru – Mohammad Hatta yang biasa dipanggil Bung Hatta lahir di Bukittinggi, Padang pada tanggal 12 Agustus 1902, dengan nama lengkap Muhammad Athar.

Ia lahir dari keluarga religius, ayahnya Muhammad Djamil, seorang keturunan ulama Naqsyabandiyah di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Kakek dari pihak ayahnya, Abdurrahman Batuhampar, merupakan seorang ulama besar.

Sementara, ibunya bernama Siti Saleha yang merupakan keturunan pedagang di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Bung Hatta sejak kecil telah dididik dalam lingkungan keluarga yang taat menjalankan ajaran agama islam. Setelah besar ia melanjutkan sekolah ekonomi di Belanda, meskipun di didik oleh pendidikan ala barat, Bung Hatta menaruh simpati kepada perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahkan di Belanda ia mendirikan organisasi-organisasi pergerakan dengan tujuan melawan kolonialisme Belanda.

Dalam memperjuangkan kemerdekaan, beberapa kali Bung Hatta keluar masuk penjara, dan itu tidak membuat patah arang. Bersama Bung Karno, Sjahrir dan lain-lainnya ia rela mewakafkan jiwanya untuk pembebasan bangsanya dari segala bentuk penjajahan

Menjelang di proklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia, Bung Hatta punya andil besar dalam menyusun teks proklamasi yang kemudian dibacakan oleh Bung Karno pada 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur 56.

Teks proklamasi itu sendiri di tanda tangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Sehingga keduanya di juluki sebagai Bapak Proklamator.

Bung Hatta yang merupakan Wakil Presiden Indonesia pertama juga di juluki sebagai Bapak Koperasi karena kepeduliannya terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya perekonomian Indonesia merupakan usaha bersama yang di jalankan secara kekeluargaan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama, dan itu bisa dilakukan melalui pembentukan koperasi.

Dalam sebuah pidato di hari koperasi pada tahun 1951, Bung Hatta mengatakan: (Bapak Koperasi Indonesia Mohammad Hatta: Sosok dan Sejarahnya, Detik.com 11/7/2023)

“Apabila kita membuka UUD 45 dan membaca serta menghayati isi pasal 38, maka nampaklah di sana akan tercantum dua macam kewajiban atas tujuan yang satu. Tujuan ialah menyelenggarakan kemakmuran rakyat dengan jalan menyusun perekonomian sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Perekonomian sebagai usaha bersama dengan berdasarkan kekeluargaan adalah koperasi, karena koperasilah yang menyatakan kerja sama antara mereka yang berusaha sebagai suatu keluarga.”

“Di sini tak ada pertentangan antara majikan dan buruh, antara pemimpin dan pekerja. Segala yang bekerja adalah anggota dari koperasinya, sama-sama bertanggung jawab atas keselamatan koperasinya itu. Sebagaimana orang sekeluarga bertanggung jawab atas keselamatan rumah tangganya, demikian pula para anggota koperasi sama-sama bertanggung jawab atas koperasi mereka. Makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka bersama, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama.”

Bung Hatta meninggal pada tanggal 14 maret 1980 dan di makamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.

Meskipun Bung Hatta sudah meninggal, namun, ia akan selalu hidup di hati rakyat Indonesia, dan cita-citanya akan selalu menyinari perjuangan rakyat Indonesia.
Lahul Fatihah

Jakarta, 17/8/2023 (Art/Ab)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!