Media Arahbaru
Beranda Berita Nenek Moyang Manusia-manusia Modern

Nenek Moyang Manusia-manusia Modern

Arah Baru, Sejarah Indonesia – Menurut Muhammad bin Jarrir ath-Thabari (839–923) dalam kitabnya yang berjudul Tarikhul Rasul wal Muluk, bahwa ketika terjadi banjir besar di zaman Nabi Nuh As, semua keturunan Nabi Adam As selama 10 generasi hingga Nabi Nuh punah semua kecuali keluarga Nuh yang ikut bersamanya di kapal.

Ath Thabari mengatakan dari Al-Harits dari Abdullah bin Abbas, setelah banjir mereda keluarga Nabi Nuh menetap di Suq Tsamanin (sekarang di perbatasan Turki dan Irak) di tepi Sungai Tigris/Dijlah. Di selatan gunung Judi tempat mendaratnya kapal besar Nabi Nuh.

Kemudian ketiga anaknya yaitu: Sam, Ham dan Yafits menurunkan generasi selanjutnya yang merepopulasi berbagai penjuru bumi.

Sam memiliki anak bernama Arfakhsyadz, Asyur, Ludz, Ilam, Iram, Aws. Keturunan Sam menempati wilayah yang disebut al-Majdal dan menurunkan bangsa-bangsa Timur Tengah berwarna kulit coklat dan putih.

Ham memiliki anak bernama Kus, Fut, Kanaan dan Mishraim. Keturunan Ham migrasi ke selatan dan barat dan menetap di wilayah bernama Al-Darumb dan berwarna kulit mayoritas coklat hingga gelap walau ada sedikit yang putih.

Yafits memiliki anak bernama Ghumar, Majuj, Madai, Yawan, Thubal, Masyikh, Thiros. Keturunan Yafits bermigrasi ke utara dan timur, bermuka kemerahan dan ada yang berambut pirang hingga hitam dan bermata kecil/sipit.

Kemudian keturunan Nabi Nuh meninggalkan Suq Tsamanin dan bermigrasi ke selatan, utara, timur dan barat. Sebagian besar migrasi ke selatan menulusuri Sungai Tigris dan menetap di Babilonia lalu memulai peradaban baru di sana. Maka dari itu wilayah ini sering disebut tempat lahirnya peradaban manusia.

Disebutkan oleh Ath Thabari bahwa keturunan Nabi Nuh sempat bersepakat untuk berkumpul tinggal di 1 kota yang sangat besar dengan tujuan berjaga-jaga saling mengingatkan agar tidak terjadi lagi kejadian azab berupa banjir bedar. Mereka juga mendirikan bangunan-bangunan tinggi jika terjadi banjir kembali. Namun Allah menentukan lain, agar manusia sadar bahwa perlindungan hanya dari Allah dan Allah Yang Maha Berkehendak bagi makhluk-Nya. Maka Allah menggagalkan rencana mereka sehingga keturunan Nuh berpencar ke penjuru dunia menjadi bangsa-bangsa dengan wujud dan bahasa yang berbeda-beda.

Hingga di zaman keturunan Nabi Nuh bernama Qasim bin Abir bin Syilah bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh, keturunan Nabi Nuh telah menjadi bangsa-bangsa yang tersebar dengan bahasa yang berbeda-beda.

Disebutkan penyebaran keturunan Nabi Nuh sebagai berikut: Keturunan Sam mendiami Timur Tengah dan sebagian ke Eropa Selatan. Keturunan Ham mendiami Afrika dan sebagian berlayar Samudera Hindia hingga India. Keturunan Yafits mendiami wilayah Asia Tengah hingga ke timur (Tiongkok dan sekitarnya) serta yang berambut pirang bergerak ke barat hingga hutan-hutan lebat di Eropa Utara.

Disebutkan bahwa dari Arfakhsyadz bin Sam lahir Syilakh yang menurunkan bangsa Arab Qahtan. Dari Kan’an bin Arfakhsyadz bin Sam lahir penduduk kota Ur yang salah satunya adalah Nabi Ibrahim As. Dari Aws bin Sam lahir Aad yang menurunkan kaum Aad. Dari keturunan Iram bin Sam lahir kaum Tsamud. Dari Ludz bin Sam lahir Thasm dan Imliq dan Umaym. Sehinga dari Sam bin Nuh menurunkan bangsa-bangsa Arab kuno dan Arab muta’aribbah atau keturunan Nabi Ismail. Disebutkan juga termasuk keturunan Sam adalah bangsa Farsi dan Yunani.

Dari Yafitz bin Nuh menurunkan bangsa-bangsa timur yang dikenal sebagai ras mongoloid. Termasuk di dalamnya bangsa-bangsa penduduk stepa Asia Tengah serti Turki, Mongol, Slavia dan yang berambut pirang bermigrasi ke hutan-hutan lebat Eropa utara hingga Skandinavia dan Finlandia sekarang.

Dari Ham bin Nuh menurunkan bangsa-bangsa berkulit coklat dan gelap yang mendiami wilayah Afrika seperti Habasyah (Ethiopia), Sudan, Nubia, Berber termasuk bangsa Koptik pembangun peradaban Mesir dari anaknya yang bernama Mishraim. Nama Mesir atau Mishr diambil dari nama moyangnya bernama Mishraim.

Keturunan Ham yang bernama Fut (atau ada yang menyebutkan keturunan Kush) berlayar ke timur menjadi bangsa Sindh (pendiri peradaban kuno Mahenjo Daro) dan bangsa India kuno secara umum. Hingga tersebar keturunan Fut (atau Kush) sebagai penduduk wilayah-wilayah pesisir pantai.

Keahlian membuat kapal dan berlayar keturunan Fut ini disebutkan berasal dari Nabi Nuh yang dianugerahi Allah ilmu membuat kapal dan berlayar.

——

Mungkin saja nenek moyang orang-orang di kepulauan Indonesia yang berkulit coklat sawo matang adalah keturunan dari Fut bin Ham bin Nuh yang turut berlayar ke timur melewati India dan mendiami kepulauan Indonesia.(*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!