Media Arahbaru
Beranda Opini Peran Pemuda dalam Pemilu 2024

Peran Pemuda dalam Pemilu 2024

Penulis: Arifin Mohammad – Jurnalis

Partisipasi aktif pemuda dalam Pemilu 2024 memiliki dampak yang sangat penting dan berpotensi membentuk masa depan demokrasi di negara ini. Pemuda memiliki peran yang tidak bisa diabaikan dalam proses demokrasi dan keberlanjutan pembangunan nasional.

Pemuda merupakan bagian besar dari populasi negara dan memiliki potensi untuk mengubah arah politik dan sosial. Partisipasi aktif pemuda dalam Pemilu 2024 dapat menggambarkan betapa kuatnya generasi muda dalam mengambil tanggung jawab dalam memilih pemimpin dan menentukan kebijakan yang memengaruhi masa depan mereka.

Berikut beberapa pandangan tentang peran aktif pemuda dalam Pemilu 2024:

Pemuda sebagai agen perubahan.

Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik dan demokrasi karena keduanya berperan penting dalam kemajuan bangsa dan negara.

Apa lagi pemilihan umum tidak lama lagi terlaksana. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan disebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia sudah masuk dalam tahapan, yang notabene memiliki masyarakat yang heterogen.

Melalui pemilu memungkinkan semua pihak bisa terakomodasi apa yang diinginkan dan dicita-citakan sehingga terwujud kehidupan yang lebih baik.

Pemilihan umum pada tahun 2024 mendatang merupakan langkah terbentuknya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak. Serta mendapatkan akses terpenuhinya hak-hak mereka sebagai warga negara.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945. Pada pasal 28, yang menetapkan bahwa “hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya”. Sehingga, bagi seluruh rakyat Indonesia berhak meberikan hak pilihnya tanpa terkecuali sesuai aturan dan syarat yang telah ditetapkan.

Generasi Milenial

Generasi milenial dianggap sebagai bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia, generasi ini lahir di era teknologi dan internet mulai berkembang pesat.

Peran milenial ini lah yang menjadi harapan untuk masa sekarang dan masa depan dalam membangun Indonesia. Pemuda sebagai agent of change dalam berbagai hal, seperti salah satunya ialah politik. Namun, jika diperhatikan pada saat ini minat milenial terhadap politik mulai berkurang.

Hal ini karena banyak orang memandang “politik” cenderung dengan perebutan kekuasaan dan melihat politik sebagai sebuah lingkaran setan. Perspektif seperti inilah yang perlu diubah oleh para milenial dan memutus lingkaran setan tersebut.

Begitu juga dengan masalah demokrasi di Indonesia, hingga saat ini masih banyak generasi muda yang apatis terhadap perkembangan demokrasi di negara ini.

Ini tentu saja disebabkan karena suatu alasan momok yang menakutkan. Melihat kerentanan yang terjadi, melalui pembenahan secara masif, diharapkan pemilih millenial tersebut makin terbuka dalam cara nya memandang permasalahan tentang politik. Sehingga kualitas pemilih milenial bukan hanya di bidang non politik saja yang menonjol.

Bahkan, bisa saja di bidang politik justru menjanjikan sesuatu yang menarik untuk ditindak lanjuti. Sehingga kalangan pemilih milenial tersebut tidak hanya dipandang sebelah mata oleh pihak-pihak yang merasa diuntungkan dengan persentase yang besar tersebut yang dimiliki milenial.

Dengan modal dan semangat yang dimiliki kaum millenial, hal ini harus dimanfaatkan dengan sangat baik oleh pihak-pihak penggiat literasi khususnya mengenak demokrasi dan politik ataupun juga lembaga negara yang terfokus pada sektor politik dan pemerintahan.

Mendorong Keterlibatan Politik Lebih Lanjut

Partisipasi pemuda dalam Pemilu 2024 dapat menjadi pintu masuk untuk keterlibatan politik lebih lanjut di masa depan. Mereka yang terlibat secara aktif dalam proses politik memiliki potensi untuk menjadi pemimpin masa depan, baik sebagai politisi, aktivis, atau pemangku kepentingan masyarakat.

Milenial sejatinya cenderung tertarik pada hal-hal yang baru, inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman. Melihat perpolitikan di Indonesia cenderung mempertontonkan konflik. Seraya menimbulkan berbagai intrik yang tidak elok dipandang.

Apalagi arus informasi yang sangat mudah untuk di didapat. Ditakutkan tanpa ada pemberian pendidikan politik yang masif malah makin banyak sikap apatis di kalangan milenial.

Penulis menyarankan untuk dilaksakan pendidikan politik yang terukur bagi generasi milenial. Seperti, event-event skala kecil, menengah hingga event yang besar serta dilaksanakkan secara berkelanjutan. Pendidikan berbasis digital, penempatan papan pemberitahuan pada setiap ruang publik di masyarakat juga dapat dilakukan, selain dengan kegiatan seminar dan kursus politik.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

error: Content Dilindungi Undang Undang Dilarang Untuk Copy!!