Pupuk Indonesia Raih Peringkat 69 di Fortune Southeast Asia 500 Tahun 2025

Arah Baru – PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali berhasil masuk dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 (FSEA500) 2025, yang merangkum 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan tahun fiskal 2024.
Perusahaan ini menempati posisi ke-69, meningkat dari posisi ke-71 tahun sebelumnya, dengan pendapatan audited sebesar Rp81,6 triliun pada 2024.
Cindy Sistyarani, Vice President Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, menyatakan bahwa pencapaian ini tidak hanya mencerminkan besarnya skala bisnis dari sisi pendapatan, tetapi juga menjadi tanda kepercayaan publik terhadap perusahaan yang konsisten menjaga fundamental bisnis dengan penuh tanggung jawab.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Pupuk Indonesia sebagai BUMN strategis yang adaptif, efisien, dan kompetitif di tingkat global.
“Pencapaian ini mencerminkan konsistensi kami dalam memperkuat fundamental perusahaan melalui semangat efisiensi, inovasi teknologi, serta fokus pada kesejahteraan petani. Kami terus menjaga keseimbangan antara kinerja bisnis dan mandat strategis sebagai BUMN yang berperan dalam mendukung swasembada pangan nasional,” ujar Cindy, Selasa (17/6/2025).
Cindy menyampaikan bahwa Pupuk Indonesia terus mengoptimalkan proses bisnisnya dengan mengadopsi teknologi canggih.
Dalam sektor produksi, perusahaan memperluas penggunaan teknologi Industri 4.0, termasuk pemanfaatan big data dan Internet of Things (IoT), untuk memperbaiki pengendalian operasional dan meningkatkan efisiensi produksi.
Saat ini, lebih dari 32 ribu sensor telah terinstal di 48 fasilitas produksi milik Pupuk Indonesia, memungkinkan pemantauan secara langsung dan real-time.
Efisiensi
Cindy menjelaskan bahwa Pupuk Indonesia tengah melaksanakan efisiensi signifikan melalui peremajaan fasilitas produksi secara bertahap, termasuk pembangunan pabrik baru Pusri III-B sebagai pengganti pabrik lama yang boros energi.
Pabrik modern ini diperkirakan dapat memangkas konsumsi gas dari 32 MMBTU per ton menjadi 21,7 MMBTU per ton, sehingga berpotensi menghemat biaya hingga Rp1,5 triliun setiap tahunnya.
Penghematan energi ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan daya saing dan produktivitas sektor pupuk nasional.
“Efisiensi bukan hanya soal penghematan, tetapi juga tentang menciptakan proses kerja yang lebih cerdas, terukur, dan berkelanjutan. Langkah-langkah seperti revitalisasi pabrik dan integrasi teknologi menjadi fondasi kami dalam membangun perusahaan yang adaptif dan kompetitif,” kata Cindy.
Dalam hal distribusi, Cindy menyampaikan bahwa Pupuk Indonesia semakin memperkuat digitalisasi dengan memanfaatkan platform i-Pubers. Platform ini dirancang untuk menjamin penyaluran pupuk subsidi berjalan secara efisien dan transparan.
Saat ini, i-Pubers telah diimplementasikan di lebih dari 26 ribu kios resmi di seluruh nusantara, berfungsi sebagai alat utama untuk mengawasi dan memastikan distribusi pupuk tepat sasaran.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now