Sejarah HMI, Organisasi Mahasiswa Tertua di Indonesia yang Masih Eksis
HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yang masih eksis hingga kini.
HMI lahir pada 5 Februai 1947 di Yogyakarta, tepatnya di Sekolah Tinggi Islam (STI) yang sekarang berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII).
Pendiri HMI adalah Prof. Drs. Lafran Pane yang saat itu merupakan mahasiswa semester I di Fakultas Hukum di STI. Lafran Pane pada tahun 2017 mendapat gelar pahlawan nasional.
Memang, Lafran Pane tidak sendirian mendirikan HMI. Tetapi pemikirannya cukup dominan saat berdirinya organisasi tersebut.
Mengutip Wikipedia, ada 14 orang yang turut mendirikan HMI, yaitu:
- Lafran Pane
- Karnoto Zarkasyi
- Dahlan Husein
- Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan)
- Suwali
- Yusdi Ghozali (tokoh utama pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII))
- Mansyur
- Siti Zainah (istri Dahlan Husein)
- Muhammad Anwar
- Hasan Basri
- Zulkarnaen
- Tayeb Razak
- Toha Mashudi
- Bidron Hadi
Sejarah Pendirian
Sejarah pendirian HMI erat sekali kaitannya dengan kondisi sosial politik yang terjadi pada masa awal kemerdekaan. Sebelum HMI lahir, sudah ada Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) yang lahir pada 1946.
PMY beranggotakan mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI) dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada yang pada waktu itu hanya memiliki Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra.
Lafran Pane pada saat itu juga tergabung dengan PMY. Namun, ia merasa PMY tidak memperhatikan kepentingan para mahasiswa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam.
Untuk itu, Lafran Pane dan kolega merasa perlu mendirikan organisasi kemahasiswaan yang bernafaskan Islam dan terpisah dari PMY.
Pada 5 Februari 1947, pada jam kuliah Tafsir oleh Husein Yahya, Lafran Pane memimpin sebuah rapat pembentukan organisasi mahasiswa Islam. Pada rapat itu disepakati berdirinya sebuah organisasi Bernama Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI.
Dalam rapat itu pula disepakati tujuan dari HMI, yaitu:
- Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia
- Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam
Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut:
Ketua : Lafran Pane
Wakil Ketua : Asmin Nasution
Penulis I : Anton Timoer Djailani
Penulis II : Karnoto Zarkasyi
Bendahara I : Dahlan Husein
Bendahara II : Maisaroh Hilal
Anggota : Suwali, Yusdi Gozali, dan Mansyur.
Tokoh HMI
Setelah didirikan pada tahun 1947, HMI sangat mewarnai perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan banyak tokoh yang dilahirkan dari perkaderan HMI.
Selain Lafran Pane sebagai pendiri HMI yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional, ada beberapa tokoh lain yang sangat berpengaruh.
Sebut saja Jusuf Kalla. Ia adalah Wakil Presiden RI tahun 2004-2009 dan 2014-2019. JK tercatat pernah menjadi Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966.
Kemudian ada Akbar Tanjung, politisi senior Golkar yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada periode 1988-1993, Menteri Negara Perumahan Rakyat (1993-1998), Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman (1998), dan Menteri Sekretaris Negara (1998-1999).
Pada pemerintahan Jokowi saat ini, ada sejumlah tokoh HMI yang menjabat sebagai Menteri. Seperti Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
Selain menempati jabatan menteri, HMI juga menyumbangkan dua kadernya sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024.
Di pasangan calon nomor urut 1, ada Anies Rasyid Baswedan merupakan calon presiden yang merupakan alumni HMI Cabang Yogyakarta. Sementara Mahfud MD merupakan calon wakil presiden nomor urut 3 juga alumni HMI Cabang Yogyakarta.